Sabtu, 21 April 2012

Cinta Diatas Cinta


W a n i t a ........Perempuan oh perempuan! Pengalaman batin para pahlawan dengan mereka ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Apa yang terjadi, misal-na, jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan! Subhannallah.

Itulah, misal-na, pengalaman batin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya Umar adalah seorang ulama, bahkan seorang mujtahid. Tapi ia besar di lingkungan istana Bani Umayyah, hidup dengan gaya hidup mereka, bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trendsetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamaah kadang ditunda karena ia masih sedang menyisir rambutnya. Begitupun saat ia pas baru gunting rambut dengan style up to date mode. 

Cecececcce..ce ( Gumman :kawan dari tegal)

Tapi begitu ia menjadi khalifah, tiba-tiba kesadaran spiritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasi-na. Ia pun bertaubat. Sejak itu ia bertekad untuk berubah dan merubah dinasti Bani Umayyah. "Aku takut pada neraka," katanya menjelaskan rahasia perubahan itu kepada seorang ulama terbesar zaman tsb, pionir kodifikasi hadits, yang duduk di samping-na, Al-Zuhri.

Ia memulai perubahan besar itu dari dalam diri-na sendiri, isteri, anak-anak-na, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyat-na. Kerja keras itu membuahkan hasil; walaupun hanya memerintah dalam waktu 2 tahun 5 bulan, tapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman Khulafa' Rasyidin. Maka ia pun digelari Khalifah Rasyidin Kelima.

Tapi itu ada harga-na. Fisiknya segera anjlok. Saat itulah isteri-na datang membawa kejutan besar; menghadiahkan seorang wanita kepada suaminya untuk dinikahinya (lagi). Ironis, karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan wanita itu, meski wanita tsb pernah meninggalkan-na. Tapi isterinya, Fatimah, tidak pernah mengizinkannya; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang, justru sang isterilah yang membawanya sebagai hadiah. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.

Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali, dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Tapi saat ini cinta hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai. Cinta dan cita bertemu atau bertarung, disini, di pelataran hati Sang Khalifah, Sang Pembaru.

Apa yang salah kalau Umar menikahi wanita itu (lagi) ? Tiada ada! Tapi, "Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini," kata Umar. Cinta yang dulu membuat-na tertatih, terseret terjatuh dan terhempas, dan hampir membuat-na tak bisa bangkit lagee.Tenggelam dalam lautan luka dalam. Cinta yang terbelah dan tersublimasi diantara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta! Akhirnya ia menolak wanita itu dan meminta menikah dengan sahabat-na yang lain.

Tidak ada cinta yang mati disini. Karena sebelum meninggalkan rumah Buddy, wanita tsb bertanya dengan sendu, "Buddy, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi kemanakah cinta itu sekarang?"  Buddy bergetar haru, tapi ia kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih dalam!" [] :::: Dalam folder SMAD-LOCK -> Brangkas Smadav (dalam hati  ohahayyyyy)





Add caption

Tidak ada komentar:

Posting Komentar