Rabu, 03 Oktober 2012

Ngaku Mukmin? Akan Diuji Lho, Bro !




          Hmm..Syukron. , bila tulisan bisa diposting diblog antum , Bumi Megah Makmur,CV. Afwan sebelumnya bila ada yang kurang berkenan dalam muatan maupun penyampaian dalam pengolahan gaya bahasa ane .Dan ane mohon ijin bisa berbagi dalam informasi yang secuil ini .OK salam ukhuwah & silaturahim bagi teman2 , ichwan / achwat yang selalu / pernah singgah di blog ini. 
         Ya, lumayan buat isi kegiatan sehari-hari ane yang kurang produktif akhir-akhir ini. Maklum, setelah keluar dari tempat kerja, anee keseringan tidur, makan, ngopi, main, dan tentu nggak lupa ibadah. Lumayanlah, nggak kayak Teuku Wisnu lagi ane sekarang, yang kerjaannya hanya bermalas-malasan di balik batu. Walaupun dia bilang “menganggur” sbg artis mapan ato papan atas itu adalah pekerjaan tersulit, terkadang kita harus menggaruk punggung, di mana itu bagian yang sulit terjangkau oleh kita. Setelah itu kita harus bolak-balik memutar antenna televisi untuk mendapatkan gambar yang jernih dan harus kehilangan remote juga. Lho, jadi ngomongin si Teuku Wisnu yang artis kemaren sore gini yah? Keliatan sentimentil-na plus sirik  Hahaha… Mumpung lagi bisa diajak kerja sama nih otak, kayaknya langsung ajah deh ane mulai nulisnya. Daripada ngalor ngidul.

 Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Bro en Sis, di antara remaja saat ini banyak juga lho yang jauh dari ajaran Islam. Nggak tahu deh apa alasannya. Mungkin mereka malu dengan Islam atau cuman pengen hidup ala hedonis yang kehidupannya hanya bersenang-senang dengan hal yang berbau dunia dengan jargonnya “Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati.”
Kalau denger kata-kata ini jadi ingat seorang teman waktu ane lagi aktif main skate di Go Skate Surabaya Indah. Dia sih ngakunya “Atheis”. Pas ane tanya “Emang elo atheisnya apa?” Dia cuma ngejawab, “Ya atheis”. ane pojokin lagi deh buat mengetahui nih orang ngerti atheis dan bener atheis nggak yah?
Ane tanya ajah: “Ya, atheis apa? Hedonis? Materialis? Humanis atau rasionalis? Nggak tahu deh bener nggak nih bagian dari atheis. Soalnya, ane dulu pernah atheis lho. Waktu itu, setelah ane tanya gitu dia cuma bisa diam dan bengong. Jadi bisa ane ambil kesimpulan kalau teman anee itu nggak ngerti sama sekali tentang atheis dan dia bisa jadi hanya ikut-ikutan aja atau aturan agama (Islam) yang dia peluk itu tidak sesuai dengan pola hidup dia yang senang minum-minuman keras (non HCl dan H2SO4 tentunya: idih, nekat banget kalo sampe minum asam klorida ama asam sulfat mah. Koit bisa jadi luh!), free sex dan masih banyak lainnya. Musibah deh!
Semoga saja remaja yang model gini cuma sedikit jumlahnya. Sayang banget kan kalo jumlahnya banyak tapi cuma jadi SPAM di dunia ini. Jangan sampe lah!
Melewati ujian iman
Bois and Gels, ngomongin tentang ujian dalam masalah keimanan memang nggak ada abisnya. Apalagi di bulan Ramadhan, ujian keimanan so pasti lumayan berat. Entah ujian itu waktu kita lagi di rumah, terus melihat adik kita lagi makan bakso sambil minum es campur. Bisa juga lagi di sekolah kita ngelihat teman yang nyeruput teh manis. Wuih, jangan ampe batalin puasa, Bro.
Di sini keimanan kita diuji. Seberapa besar ketundukan dan kepatuhan kita terhadap aturan Allah Swt. dan RasulNya. Sebab, iman yang benar seharusnya mau menjalani semua perintahNya dan menjauhi apa yang dilarang olehNya. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-‘Ankabuut [29]: 2-3)
Ujian terhadap iman seseorang nggak jauh beda deh sama ujian yang ada di sekolah. Setelah kita belajar pasti ada ujian. Kita tentu akan mendapatkan hasilnya. Bisa lulus, bisa juga gagal total. Seberat apapun ujian yang kita hadapi, kita harus tetap menjalaninya. Jangan jiper duluan, terus ambil satu langkah ke belakang buat menghindar dari ujian tersebut. Yakinlah, hal itu malah membuat kita menjadi jauh dan menyimpang dari ajaran Islam.
Memang sih, meghindari ujian itu akan terlihat tidak menyusahkan kita.Malah seperti memberi suatu kesenangan pada saat kita menghindari ujian tersebut. Padahal, kesenangan itu hanya berupa hal duniawi yang merupakan salah satu komponen untuk kita tetap hidup dan menjalankan hidup untuk mencapai tujuan dari hidup itu sendiri.
Dalam menghadapi ujian, sebenarnya kita sudah diberi beberapa contoh dari para sahabat Rasululllah saw.. Mereka orang-orang yang gigih dan selalu berjuang untuk bisa tetap mempertahankan keimanan mereka meskipun ujian itu berat dan barang kali dapat membahayakan nyawa mereka. Seperti Bilal al Habsyi yang disiksa oleh majikannya yang bernama Umyyah bin Khalaf. Umayyah menyiksa Bilal dengan meletakan sebuah batu yang sangat besar di dadanya sehingga Bilal tidak dapat bergerak, bisa saja waktu itu Bilal selamat dari siksaan tersebut, dengan syarat Bilal harus meninggalkan Islam, tetapi Bilal hanya berkata “Ahad, Ahad ( hanya satunya berhak disembah )”.
Siksaan yang diberikan kepada Bilal bukan hanya itu saja. Pada malam hari ia dirantai dan dicambuk terus menerus sehingga badannya penuh luka.dan pada esok harinya dengan luka itu dijemur kembali di padang pasir yang panas sehingga lukanya semakin parah, Tuannya berharap ia akan meninggalkan Islam atau mati pelahan dengan cara tersebut.
Orang yang menyiksak Bilal r.a. silih berganti, kadangkala Abu Jalal atau Umayyah bin Khalaf, bahkan orang lainpun ikut menyiksanya. Setiap orang berusaha menyiksanya dengan lebih berat. Ketika Abu Bakar r.a. melihat hal itu ia menebusnya dan segera memerdekakannya. Kita bisa lihat nih, apa yang harus kita lakukan saat keimanan kita sedang diuji, tapi kayaknya berat banget yah? (iyalah, nyawa gitu!). Tetapi tetap ajah kita tidak boleh menukarkannya dengan keselamatan dunia. Belum tentu kan nanti kita selamat dari siksaan neraka kalau kita memilih selamat dari siksaan di dunia tapi ngorbanin keimanan kita.
Kisah Ane punya temen yang pernah ngalamin ujian itu…
Oya, ngomongin soal ujian keimanan, ane punya temen, sebut saja namana : Denny ,juga pernah diuji waktu dia  masih baru memeluk agama Islam (narsis dikit deh heuheu..). Waktu itu keluarga Denny belum tahu kalau dia udah pindah agama. Keluarga Denny semuanya pemeluk agama Kristen Katholik. Jadi semua keluarga Denny tahunya dia masih Kristen sama seperti mereka.
Ketika itu ortu Denny lagi ada di rumah. Biasanya bokap Denny udah nangkring depan televisi jam setengah lima. Pas banget udah mau shalat subuh tuh. Denny sempat kelabakan cari alasan biar bisa ambil air wudhu di kamar mandi agar bisa shalat subuh. Tapi kalau dia ke kamar mandi jam segitu sampai nyalain pompa air bokap Denny pasti nanya mau ngapain. Bagi Denny ini juga sebuah ujian. Bagaimana pun juga dia harus tetap shalat. Ujian buat Denny belum selesai sampai di sana. Waktu itu bokap Denny manggil dia pagi-pagi. Ngajak ngobrol-ngobrol dulu sambil nawarin Denny kuliah.
Wwaktu lagi asik ngobrol tiba-tiba sang bokap nanya ke dia, “Yang di kamar itu sajadah siapa?” Denny sempat bingung tuh waktu ditanya itu. Mesti jawab jujur atau bohong. Kayak ada iblis dan malaikat yang sedang berkelahi deh rasanya di dalam hati Denny saat itu. Tapi entah kenapa si Denny tiba-tiba jawab “Sajadah saya pap”.
Sang Bokap  kaget waktu dengar jawaban Denny. langsung bilang “Kamu udah masuk Islam, udah benar-benar positif itu? Coba kamu pikir-pikir lagi!”. Denny  langsung spontan ngejawab “Udah Papi. Saya udah benar-benar yakin. Soalnya saya masuk Islam bukan karena iming-iming sembako atau harta, saya udah pelajarin.”
Wwow Bokap  langsung ngusir Denny waktu itu. Padahal gampang aja buat dia biar bisa aman, Denny tinggal balik ke agama  yang lama terus  nggak jadi diusir dan langsung dimasukin kuliah deh. Tapi ya namanya ujian, seberat apapun itu, kita harus tetap menghadapinya. Denny benar-benar diusir.Next ?? Bgmn khabar si Denny skrg ?? Yyyaaa  panjang lhah  caritana, Ahh, nyante azza.. Yang jelaz Dia baik2 saja lhah, Ga percaya, ?? ato mw kenalan dg Denny, Weaah.. Dia keren  cakep Ganteng .Kriteria masuk lhah buat dijadikan Gebetan.Lho koq jd rubrik kontak nyari pacar ..Ha ha ha .. Ok Kembali ...  ke  lap...top (pinjaem Tukul yg bukan tukang pukul punya style).L a n j u t ....!
Jangan menyerah
Ada beberapa tips nih dalam ngadepin ujian keimanan: Pertama, sering baca. Yang jelas bukan baca komik. Ribuan komik elo baca juga gak bakal berpengaruh itu mah. Bacaan-bacaan tentang islam tentunya. Entah itu tetang apa saja yang berkaitan dengan Islam. Kalo males buat ke toko buku terus beli bukunya, bisa juga download digibook atau ebooknya dari internet. BTW, di blog ane juga ada lho: www.sisigelapotak.blogspot.com (iklan gratis deh neh hehehe..). Atau pantengin aja terus website bumi-megahmakmur.blogspot.com. Insya Allah banyak manfaatnya.
Kedua, kalau kata teman ane, sebut saja Ecot (bukan nama sebenarnya) “Mending kita nonton video Harun Yahya aja rame-rame untuk dapetin ilmunya”. Yup, kalo malas baca, nonton video bisa jadi alternatif. Seru tuh buat belajar tentang Islam.
Ketiga,  yang jelas mah NGAJI deh. Di tempat ngaji kita bisa banyak nanya tuh sama gurunya. Mungkin dari situ juga nanti ada masukan-masukan yang bermanfaat.
Keempat, yakinlah apa yang direncanakan oleh Allah Ta’ala itu adalah yang terbaik untuk kita dan yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS al-Baqarah [2]: 216)
So, jangan pernah salah dalam bertindak dan mengambil keputusan jika yang sedang dipertaruhkan itu adalah keimanan kita. Sebab, Iman itu mahal harganya. Jangan sampai menukarkan iman kita dengan sekardus mie instan, kecantikan wanita, harta, jabatan,  atau iming-iming kenikmatan duniawi lainnya. Semoga kita semua dianugerahkan kesabaran dan kekuatan oleh Allah Swt. untuk menghadapi ujian keimanan yang mungkin saja sedang dan akan kita alami. Jangan menyerah. Semoga kita tetap istiqomah bersama Islam sampai akhir hayat kita. Islamlah jalan hidup kita. Allahu Akbar!
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Author : Dove Pesona

Tidak ada komentar:

Posting Komentar